Di sepertiga malam, di atas sajadah, ku duduk sendiri.
Menyusuri lorong batin yang sepi mencari hakikat diri.
Siapakah aku? Apakah aku tubuh, pikran atau perasaanku?
Sunyi, sepi, berharap ada jawaban yang memuaskan hati.
Aku menyadari tubuhku yang sedang duduk.
Menyadari pikiran yang bertanya dan mengembara.
Menyadari perasaan yang risau karena pertanyaan pikiranku.
Aku menyadari semua itu, tapi tubuh, pikiran dan perasaan bukan diriku.
Aku bukan tubuh yang diidentifikasi dengan nama.
Bukan pula wajah yang terlihat dalam cermin kaca.
Bukan tangan yang menggenggam dunia,
bukan kaki yang berlari mengejar bayang-bayang hampa.
Aku bukan pikiran yang terus bertanya tanpa henti.
Menyesali masa lalu dan cemas akan masa depan yang tak pasti.
Bukan suara di kepala yang ragu dan gelisah,
bukan pula logika yang mencari jawaban tanpa lelah.
Aku bukan perasaan yang mengalir tanpa penghalang
Bukan gembira yang disambut dengan senang ,
bukan rasa sedih yang ditentang.
Bukan amarah membakar dada, bukan takut membelenggu jiwa. .
Bukan pula cinta yang dipuja, bukan benci yang dicela.
Aku adalah cahaya kesadaran yang tak pernah padam.
Tiupan Ruh Ilahi dari alam keabadian.
Aku adalah percikan dari cahaya kasih-Nya.
Abadi bersama-Nya, tak kurang suatu apa.
Aku adalah cermin yang memantulkan nama-nama indah-Nya,
Al-Rahman terungkap dalam kasihku,
Al-Hakim dalam kebijaksanaanku.
Al-Latif dalam kelembutanku,
Al-Matin dalam keteguhan pendirianku.
Aku adalah setetes air dalam samudra.
Tampak kecil, tapi tak berhingga.
Segala sifat samudra terukir dalam diriku.
Bebas merdeka, namun berserah pada kehendak samudra.
Kawan,
Jangan kau terkecoh seperti iblis.
Hanya melihat lempung, air bercampur lumpur
saat memandang Adam.
Lihatlah ke dalam, beribu taman indah percikan Ruh Tuhan.
Yang kau lihat dariku hanyalah cangkang.
Di baliknya ada mutiara, cinta dan kasih sayang-Nya.
Bila Dia yang awal dan yang akhir, yang zhahir
dan yang batin, bukankah hanya Dia yang ada?
Jika kau mencariku, lepaskan dirimu.
Biarkan aku menyatu dalam jiwamu.
Sebab aku, kau, dan semua yang ada
di semesta, adalah manifestasi dari Yang Satu.
Lihatlah aku bukan dengan mata,
tapi dengan jiwa yang terbuka, penuh cinta.
Aku dan kau, adalah setetes samudra yang
merupakan bagian dari Lautan Cinta -Nya.
————————
Bandung 7 Ramadhan 1446 H
7 Maret 2025
Safwan Hadi