Di semesta, setiap ciptaan selalu berpasangan: laki-laki
dan perempuan, siang dan malam, cinta dan benci,
suka dan duka dan pasangan lainnya yang saling bertentangan.
Bukan untuk memisah tapi untuk keutuhan penciptaan.
Dalam pertentangan ada harmoni, dan kesempurnaan.
Apakah ada gelap tanpa cahaya?
Apakah ada suka tanpa duka?
Lihatlah, semesta menari dalam harmoni,
menuju keutuhan yang saling melengkapi.
Wahai kawan, yang mendambakan kedamaian.
Terimalah segala sajian dari Sang Kekasih nan dermawan.
Asinnya air mata, manisnya tawa bahagia, keduanya berasal dari cawan
yang sama, milik Sang Kekasih tercinta.
Mengapa kau hanya memilih bahagia, dan menolak derita?
Tidakkah kau tahu keduanya adalah utusan Yang Maha Cinta?
Sambutlah mereka sebagai sahabat lama, keduanya datang
menyajikan jamuan untuk penyempurna jiwa.
Wahai kau yang tertatih letih, mengapa masih memilah dan memilih?
Buruk-baik, derita-bahagia, tangis-tawa
itu adalah sepasang sayap yang diberikan Sang Pencipta agar kau
dapat terbang tinggi lampaui cakrawala.
Ya Rabb,
Maafkan aku, aku salah menilai cinta-Mu.
Aku tak kan lagi bertanya, mengapa derita selalu ada
atau berharap bahagia selalu datang menyapa .
Keduanya adalah nyanyian-Mu, dan aku adalah penari
yang Engkau undang dalam jamuan-Mu.
Jika hari ini Kau beri aku duri, dengan hati yang ridha duri
menjelma menjadi mawar indah berseri.
Jika esok Kau limpahkan madu, aku tahu itu untuk
menguatkan jiwaku yang lesu.
Aku tak meminta yang mudah,
atau memohon hanya yang indah.
Berikan apa saja yang Kau kehendaki, karena aku tahu
setiap pemberian adalah ungkapan cinta-Mu yang murni.
Ajari aku untuk bersyukur bukan pada yang baik,
bukan pula pada yang buruk, tapi pada
kehadiran-Mu yang menyertai keduanya.
Sadarkan diriku bahwa dalam setiap sajian semesta Engkaulah juru masaknya.
———————-
7 Februari 2025
Safwan Hadi